Salah satu fitur di ft.com sejak dahulu telah banyak membantu saya dalam melakukan screening untuk mendapatkan saham-saham yang layak untuk masuk dalam watchlist investasi. Dengan menggunakan screener dari ft.com, kita bisa mendapatkan list perusahaan yang memenuhi kriteria sesuai dengan yang kita inginkan.
Kali ini saya akan mencoba untuk melangkah lebih jauh. Saya ingin meneropong dan membandingkan kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia dan membandingkannya dengan kinerja perusahaan di dunia. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana posisi Indonesia pada level perusahaan.
Apa yang dapat diceritakan oleh tabel tersebut?
Tidak semua negara saya masukkan dalam screening agar analisisnya tidak terlalu melebar. Saya menggolongkan negara-negara dalam beberapa kelompok.
- Negara maju, yang diwakili oleh US, Jerman, dan Inggris
- Emerging countries, yaitu BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina). Seperti yang kita tahu, negara-negara tersebut diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia.
- Negara tetangga, yang diwakili oleh Malaysia dan Singapura.
- Negara-negara di Eropa yang sedang dilanda krisis, yaitu Yunani (Greece) dan Spanyol.
Apa kesimpulan yang bisa kita dapatkan?
- Dari semua negara yang ada di dalam tabel, Indonesia secara persentase memiliki jumlah emiten dengan PER < 20 yang terbilang besar yaitu 50,69%. Sepertinya masih banyak emiten-emiten yang bisa dibilang dijual dengan harga yang cukup murah di Indonesia.
- Indonesia juga memiliki persentase emiten dengan growth > 15% yang sangat besar. Dalam tabel tersebut bahkan Indonesia menempati posisi tertinggi.
- Yang cukup mengejutkan saya adalah bahwa di Indonesia terdapat 23,17% emiten yang memiliki ROA (Return on Assets) lebih dari 10%. Hal ini cukup menjanjikan mengingat di AS hanya terdapat 12% dan Jerman hanya memiliki 11% emiten yang memenuhi kriteria tersebut. Angka ini bahkan melampaui negara-negara BRIC. (Brazil 15%, Rusia 16%, India 4%, dan Cina 12%). Sepertinya berinvestasi di Indonesia bisa dibilang cukup menguntungkan.
- Yang melegakan, terdapat 68,81% emiten di Indonesia yang memiliki DER (Debt to Equity Ratio) kurang dari 1. Hal ini menjadi satu indikasi bahwa emiten-emiten di BEI masih bersikap cukup konservatif dan berhati-hati dalam berutang. Angka ini pun didukung oleh hasil screening yang menunjukkan bahwa hanya terdapat 6,65% emiten yang memiliki DER lebih dari 3.
Kondisi di Yunani dan Spanyol
Hal yang menyedihkan terjadi pada Yunani dan Spanyol yang saat ini sedang mengalami krisis. Di kedua negara tersebut, seperlima emiten memiliki DER lebih dari 3. Angka ini jauh melampaui negara-negara lain. Kedua negara tersebut pun hanya memiliki perusahaan dengan ROA > 10% kurang dari 5% dari total emiten. Hal ini menjadi sebuah konfirmasi bahwa tanpa ada tindakan yang berarti, akan sangat berat bagi kedua negara tersebut untuk keluar dari krisis.
Dari hasil screening tersebut, sepertinya saya masih optimis untuk berinvestasi di BEI ๐